Sabtu, 10 Desember 2011

BAGAIMANA MENGEMBANGKAN KESIAPAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

BAGAIMANA MENGEMBANGKAN KESIAPAN SISWA
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DI SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL


A. Pendahuluan
Era globalisasi telah mendorong persaingan yang semakin ketat dalam setiap bidang kehidupan manusia. Setiap individu saat ini tidak hanya bersaing dalam tingkat nasional tetapi juga harus siap bersaing dalam persaingan global yang tidak lagi bisa dihindari. Agar bisa bertahan dalam persaingan yang semakin berat, setiap individu ditantang untuk selalu memperbaharui kualitas sumberdaya mereka sehingga tetap sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru.
Pendidikan merupakan sektor strategis untuk mengembangkan kualitas sumberdaya manusia. Oleh karena itu, dalam upaya mempersiapkan kualitas bangsa yang lebih baik, pemerintah Indonesia melalui departemen pendidikan nasional telah menaruh perhatian yang besar dalam pengembangan sekolah bertaraf internasional (SBI). Diberlakukannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) no 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3 membuktikan adanya upaya serius pemerintah dalam menyelenggarakan satuan pendidikan bertaraf internasional. Pemerintah memberikan bantuan dana serta bimbingan terhadap sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional.
Menurut Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, sekolah bertaraf internasional harus memenuhi standar nasional pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju. Berkaitan dengan proses pembelajaran, Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional mengeluarkan kebijakan bahwa karakteristik proses pembelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan harus menggunakan bahasa Inggris. Berdasarkan peraturan serta kebijakan pemerintah tersebut, maka sekolah yang terpilih menjadi SBI harus siap dengan perubahan-perubahan besar yang mencakup (1) adaptasi kurikulum dengan kurikulum internasional, (2) penyediaan sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pendidikan, (3) pengembangan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, dan (4) penggunaan bahasa inggris dalam kegiatan pembelajaran.
Perubahan dari sekolah biasa menjadi sekolah bertaraf internasional merupakan harapan besar bagi kemajuan bangsa. Namun dibalik harapan itu terbentang jalan yang penuh dengan kesulitan serta tantangan. Bagi guru sebagai tenaga pendidik, salah satu tantangan terbesarnya adalah bagaimana meningkatkan kompetensi mereka dalam penguasaan bahasa inggris sehingga tuntutan karakteristik proses pembelajaran sekolah bertaraf internasional bisa tercapai. Akan tetapi merubah kebiasaan dari memberikan pembelajaran berbahasa Indonesia ke berbahasa inggris bukanlah hal yang sederhana. Upaya tersebut merupakan proses yang memerlukan keberanian, pengorbanan, ketekunan, serta waktu yang tidak sebentar.
Pembelajaran secara dwibahasa (bilingual) yang dilakukan secara bertahap dipandang sebagai upaya yang memungkinkan siswa untuk belajar mengembangkan kemampuan bahasa inggris.

B. Pembahasan
SBI merupakan pembelajaran yang mengadopsi sistem pembelajaran di luar negeri. Dalam kelas ini siswa dikondisikan untuk aktif di dalam kelas. Bahasa yang digunakan sebagian besar memakai bahasa Inggris. Di kelas ini pun siswa dianjurkan memakai perangkat komputer sendiri untuk mempermudah akses informasi. Peluncuran SBI menjadi kebutuhan pendidikan nasional, sekaligus memenuhi amanat UU Sistem Pendidikan no. 2 tahun2003. Sekolah Nasional sebagaimana sekolah-sekolah lain tetapi mutu atau kualitasnya setara dengan sekolah internasional. SBI ini muncul untuk setiap daerah agar memiliki sekolah yang bermutu dengan standar internasional, yang mengacu pada kurikulum dan di padu dengan kurikulum internasional. Untuk seleksi administrasi, salah satu persyaratan penting yang wajib dipenuhi calon siswa harus memiliki kualitas pendidikan yang baik, serta memiliki nilai raport kelas III-VI minimal 7 atau 7,5 untuk mata pelajaran IPA, matematika, dan bahasa Indonesia. Dan juga harus memiliki kemampuan dalam bahasa Inggris dan komputer.
Calon siswa harus benar-benar mempersiapkan diri, apabila ingin masuk SBI. Calon siswa harus memiliki kompetensi dan kecerdasan tinggi. Hal ini didasari oleh tuntutan kurikulum bertaraf internasional, yang mengharuskan calon siswa yang masuk kelas internasional harus mampu berkompetensi secara global dengan siswa di negara lain. Di wilayah Jawa Barat, SMP yang bertaraf internasional mulai membuka pendaftaran terhitung akhir Februari sampai 16 Maret 2009. Dan untuk siswa yang ingin masuk SBI memerlukan persiapan. Berikut ini beberapa persiapan yang harus di tempuh oleh calon siswa SBI.
Pertama, persiapan secara akademis. Calon siswa SBI harus memiliki kualifikasi yang baik dalam mata pelajaran yang akan diujikan. Adapun kemampuan umum yang menjadi tolak ukur adalah kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris, kemampuan dalam sains, kemampuan dalam bidang teknologi. Oleh karena itu calon siswa harus benar-benar menguasainya, sehingga mata pelajaran yang diujikan mendapatkan nilai yang memuaskan.
Selain itu untk menunjang kesiapan akademis, guru harus mampu memberikan penunjang bagi calon siswa yang akan masuk SBI sebagai penambahan pengetahuan, misalnya guru mengadakan try out di sekolah dengan membuat soal-soal yang akan diujikan. Dengan diadakannya try out siswa akan lebih mengkondisikan, agar tetap prima dalam menghadapi tes. Selain itu guru mengadakan pelajaran tambahan di luar jam sekolah. Guru juga harus membiasakan siswa menggunakan bahasa Inggris secara aktif di sekolah, agar siswa masuk SBI tidak canggung lagi untuk berbicara bahasa Inggris sehari-harinya.
Kedua, persiapan secara teknis. Calon siswa SBI dituntut untuk dapat menguasai cara pengisian LJK, sehingga dalam pengisian LJK siswa mengisi dengan baik dan benar. Banyak kegagalan tes disebabkan dalam pengisian LJK, karena alat tulisnya yang berkualitas rendah sehingga berpengaruh pada hasil pengisian LJK. Oleh karena itu siswa harus mempetsiapakan dengan sungguh-sungguh dan dapat menguasai pengisian LJK dengan baik dan benar.
Ketiga, pesiapan jasmaniatau kesehatan. Kesiapan ini sangat penting untuk calon sisiwa SBI. Siswa harus sehat secara fisik, karena banyak waktu yang tersita untuk mempersiapakan dirinya masuk SBI. Waktu belajar yang di tambah melalui try out, tambahan belajar di luar sekolah, sehingga dapat menguras tenaga serta pikiran. Kesiapan ini harus benar-benar disiapkan, kondisi siswa harus prima. Tanpa kesiapan ini, akan menjadi masalah sendiri untuk siswa yang akan masuk SBI.
Keempat, kesiapan secara mental dan spiritual. Dengan kesiapan mental siswa akan merasa lebih tertanyang, tidak akan merasa khawatir dalam menghadapi soal-soal yang akan diujikan untuk masuk SBI.
Dalam kesiapan spiritual, siswa setidaknya harus banyak berdoa kepada Allah SWT, agar dalam menghadapi tes siswa akan lebih merasa tenang dan apa yang diharapkan dapat tercapai. Kesiapan mental dan spiritual ini sangat dianjurkan, agar siswa dalam menghadapi tes akan lebih tenang. Dari keempat persiapan tersebut, mudah-mudahan siswa akan lebih mendapatkan hasil yang memuaskan. Dengan demikian persiapan itu harus dilakukan dengan baik, sehingga siswa berhasil untuk masuk SBI.

C. Penutup
SBI merupakan perkembangan baru dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Perkembangan ini memerlukan pembaruan daya dukung berupa sarana dan prasarana pendidikan, sistem manajemen sekolah, dan guru yang berkualitas yang dapat menguasai teknologi informasi. Sistem pembelajaran yang konvensional yang bergantung pada papan tulis dan kapur dan dibatasi oleh ruang kelas yang statis tidak dapat lagi sepenuhnya mendukung sistem pembelajaran yang dituntut oleh SBI. Oleh sebab itu perlu dirancang model pembelajaran yang dapat mengakomodasi cita-cita SBI dan perkembangan teknologi agar pembelajaran dapat efektif dan kompetitif.

Sumber:
Depdiknas. (2003). UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
http://barnas.wordpress.com/2009/05/02/masuk-sbi-perlu-persiapan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar